Di era digital seperti sekarang, kita mungkin seringkali melihat,
membaca dan mendengar hal-hal viral di masyarakat. Sadar atau tidak, di media sosial setiap hari
kita disuguhkan beragam berita dan
informasi yang berpotensi viral (menyebar luas dengan cepat) di masyarakat.
Di level nasional, Akhir-akhir ini warga
dihebohkan dengan berita “ikan asin“, sementara dalam lingkup lokal di
sekitaran wilayah cirebon, indramayu, majalengka dan kuningan
(ciayumajakuning) kita juga disuguhkan berita tentang beberapa lokasi wisata alam yang ramai akibat viral di media sosial. Seperti hamparan eceng gondok yang bermekaran di desa Tegalsari kecamatan Plered dan di desa Prajawinangun
Wetan kecamatan Kaliwedi sampai embung di desa
Geyongan di kecamatan Arjawinangun yang
ketiganya berada di kabupaten Cirebon.
Fenomena viral media sosial bukanlah hal baru, Kehadirannya muncul
seiring dengan perkembangan teknologi yang terus bergerak maju, konten viral muncul sebagai akumulasi dari beragam
komentar warga. konten viral biasanya memenuhi dua unsur yaitu unik dan menarik. Selama memenuhi dua
unsur tersebut sebuah konten yang diunggah di media sosial akan banyak disukai,
dikomentari lalu dibagikan kepada banyak
orang sehingga jadilah sebuah konten viral di jagat maya. Hal ini tentu tak
lepas dari perilaku masyarakat kita yang terkenal ramah dan suka tolong menolong.
Namun terlepas dari dua unsur diatas yang membuat sebuah konten menjadi viral, sejatinya konten di media sosial bisa kita buat (create) sendiri.
Jika dalam sudut pandang ilmu komunikasi dikenal istilah Teori Agenda
Setting yang menjelaskan bagaimana media massa mengatur sebuah agenda ataupun isu untuk dijadikan sebuah pemberitaan, barangkali
kini warga dengan adanya kemajuan
teknologi informasi dan media sosial juga dapat mengembangkan secara lebih luas
fungsi dari teori agenda setting ini.
Praktik dari teori agenda
setting tidak hanya di dominasi
oleh media massa saja, namun kini
siapapun warga dapat turut serta dengan cara memproduksi konten secara mandiri melalui beragam
aplikasi media sosial favoritnya.
Menurut Rudi Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Media Sosial
Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi menjelaskan bahwa Media sosial adalah Medium di internet yang
memungkinkan pengguna merepresentasikan
dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain dan membentuk ikatan sosial secara virtual.
Media Sosial memiliki karakteristik yaitu
Jaringan, informasi, arsip, simulasi sosial dan konten oleh pengguna,
penyebaran dan interaksi.
Sedikitnya ada 7 Jenis konten di media sosial yaitu pertama Foto, Ada banyak jenis foto yang bisa diposting ke
dalam media sosial. Kita bisa memposting konten berisi foto dari
hal-hal baru yang ada di sekeliling kita. Kedua
Video, kita bisa membuat video super pendek atau super
panjang tergantung kebutuhan, ketiga Infografis, infografis adalah jenis konten yang bersifat informatif sehingga sangat tepat
digunakan untuk mengedukasi para pengikut di media sosial karena lebih mudah
dicerna dan lebih menarik daripada tulisan “datar” .
keempat
Stories, Stories
adalah salah satu fitur yang bisa kita jumpai dalam aplikasi media sosial , Ada banyak jenis
konten yang bisa diunggah lewat bantuan
fitur stories ini di
antaranya foto, video superpendek (durasi 15 detik), atau mungkin sekumpulan
GIF atau kutipan dengan tema yang bisa dipilih. Kita bisa menggabungkan foto dan video atau
sekumpulan foto menjadi video, atau jika ingin, kita juga bisa melakukan siaran
langsung atau mengunggah konten yang sudah ada.
Kelima Kontes, Konten kontes
di media sosial baik untuk memaksimalkan
engagement. Konten kontes tidak hanya berasal dari satu akun tetapi juga
bisa datang dari seluruh peserta kontes.
Cara ini juga adalah salah satu cara yang baik untuk tetap terhubung dengan
audiens kita di media sosial.
Keenam konten Influencer, Sejak 2015
hingga sekarang jumlah influencer
di media sosial meningkat secara signifikan,
oleh karenanya siapa saja menjadi jauh lebih mudah untuk bekerja sama
dengan infuencer dalam menjalankan kegiatan atau kampanye tertentu.
Ketujuh
User-generated Content, Konten buatan pengguna atau UGC adalah salah
satu konten yang autentisitasnya sangat tinggi. Jika Kita berhasil membuat
masyarakat membicarakan konten kita,
maka itu adalah salah satu indikasi bahwa konten kita akan makin dikenal.
Membuat konten yang viral atau ramai diperbincangkan masyarakat
bukan perkara yang mudah namun juga
bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Ada
banyak tips yang bisa dipraktikkan agar konten yang kita buat dapat menarik
perhatian netizens di jagat maya seperti mengenali lebih dalam siapa audiens kita,
identifikasi jenis konten, penempatan dan
pertimbangan jumlah panjang atau pendek kata, hashtag, pertanyaan, emoji, mention pada setiap caption
dan terkahir rutin dalam membuat postingan.
Pada akhirnya Content is King, di era digital saat ini
yang paling penting adalah
konten, siapa yang menguasai konten maka dia yang akan berkuasa. Selagi
ada manusia, konten tidak akan pernah mati meskipun teknologi informasi terus
datang silih berganti, konten akan
terus dibutuhkan dan mencari penyesuaian lewat beragam bentuk. Tidak heran istilah content creator sekarang telah menjadi profesi idaman di kalangan kaum
milenial seiring lahirnya banyak platform media sosial yang berfungsi sebagai wadah kreativitas
warga.
Meskipun konten adalah
segalanya namun perlu diingat bahwa
bebas bukan berarti bablas, ada banyak
aturan misalnya konten yang kita buat tidak boleh bermuatan pornografi dan melanggar suku, agama,
ras dan golongan (SARA). Dalam hal ini pemerintah juga sudah membuat Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) nomor 11 tahun 2008 yang
mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik atau teknologi informasi
secara umum sebagai payung hukumnya.
Mari bijak menggunakan media sosial. Jangan sampai media sosial
mendatangkan keburukan dan menjauhkan dari kebaikan bagi kita semua. Semoga.
·
Komentar
Posting Komentar